Banyak tipe penanya dalam forum ceramah Dr Zakir Naik. Ada yang bertanya karena mencari kebenaran, ada yang bertanya karena masih ragu-ragu terhadap satu keyakinan, ada pula yang bertanya untuk menguji Dr Zakir Naik.
Bahkan ada yang bertanya dengan pertanyaan bersayap dan “menjebak”. Seperti dilakukan mahasiswi psikologi ini.
“Selamat malam Dr Zakir Naik, Aku Cha, mahasiswi Psikologi. Sebelumnya aku pernah menghadiri ceramahmu di UITM Shah Alam. Kuakui, aku sangat menikmati ceramahmu.
Namun ada pertanyaan tentang ceramahmu sebelumnya, kau mengatakan tentang persaudaraan universal. Pada salah satu sesi tanya jawab kau menyebut lebih Kristen dari orang Kristen. Yang aku tahu, orang menjadi Kristen karena dibaptis atau menerima Yesus sebagai juru selamat. Hanya dengan begitu seseorang menjadi Kristen. Jadi aku ingin tahu mengapa engkau menyebut dirimu lebih Kristen dari orang Kristen.”
“Pertanyaan Saudari ini sangat baik. Dia mendengar ceramahku di Shah Alam dan di sini. Dia mendengar bahwa aku lebih Kristen daripada orang Kristen sendiri. Jadi bagaimana mungkin aku menjadi Kristen jika tidak dibaptis dan tidak mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.
Saudariku, kau mengutip ucapanku dengan benar tetapi tidak mengutip seluruh ucapanku. Sebelum mengatakan aku lebih Kristen dari orang Kristen, aku mengatakan satu pertanyaan. Jika Kristen artinya seseorang yang mengikuti ajaran Yesus, maka kami sebagai muslim lebih Kristen daripada orang Kristen sendiri.
Ada persyaratan sebelum mengucapkan hal tersebut. Jika Kristen artinya seorang yang percaya kepada ajaran Yesus, maka aku lebih Kristen daripada orang Kristen sendiri. Kemudian aku berkata bahwa Bibel mengatakan bahwa Yesus disunat pada hari kedelapan. Hampir semua Kristen tidak disunat, tapi semua muslim disunat.
Bibel mengatakan dalam kitab Efesus 5:18 “jangan minum alkohol”, dalam kitab Amsal 20:1 “jangan minum alkohol”. Secara keseluruhan umat muslim tidak minum alkohol tetapi umat Kristen meminum alkohol.
Bibel berkata dalam kitab Imamat 11:7-8 “jangan makan babi”. Dalam kitab Ulangan 14:8 “jangan makan babi”. Dalam kitab Yesaya 65:2-5 “jangan makan babi. Kami sebagai muslim tidak makan babi tetapi umat Kristen makan babi.
Bibel berkata agar wanita berhijab, harus menutupi rambutnya. Bibel berkata dalam kitab Ulangan 22:5, Timotius 2:9, Korintus 11:5-6 agar wanita berhijab. Wanita muslim secara keseluruhan berhijab, tapi wanita Kristen tidak menutupi kepala mereka.
Jadi jika Kristen artinya seseorang yang mengikuti ajaran Yesus, kami Muslim lebih Kristen daripada orang Kristen sendiri.”
Mendengar jawaban itu, mahasiswi Psikologi tersebut lantas menyela: “Tapi itulah poinku, kekristenan bukan berarti mengikuti ajaran Kristus karena Yesus dari Nazareth adalah seorang Yahudi. Dia terlahir sebagai Yahudi, dia hidup dalam aturan Yahudi dan mati sebagai orang Yahudi. Jadi jika kau mengikuti ajaran Yesus dari Nazareth, hal ini tidak membuatmu sebagai orang Kristen, ini akan membuatmu menjadi seorang Yahudi karena dia mengajarkanmu hukum Yahudi. Meski begitu, menerima Yesus dari Nazareth sebagai juru selamat pribadimu, dan hanya melaluinya kau dapat pergi ke surga, itulah yang membuatmu jadi orang Kristen.”
“Oke saudari, tunjukkan satu ayat dalam Bibel yang mengatakan itu, bahwa menerima Yesus sebagai juru selamat akan membuatmu masuk surga. Berikan aku satu pernyataan tak ambigu dalam keseluruhan Bibel di mana Yesus sendiri berkata bahwa “Akulah Tuhan” atau di mana ia berkata “Sembahlah aku” aku akan masuk Kristen hari ini juga. Apa yang kau bicarakan adalah ajaran gereja, bukan ajaran Bibel.”
“Saudari, jika kau ingin memahami agama, bacalah kitabnya, jangan lihat para pengikut agama itu. Jangan lihat pengikutnya. Aku beritahu jika kau ingin memahami Islam jangan lihat pada muslim, bacalah kitabnya (Al Quran) dan hadits shahih dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Jika aku ingin memahami kekristenan, aku tidak akan melihat gereja. Siapakah gereja? Gereja bukanlah penjaga dari Bibel.”
“Gereja adalah yang membuat Kristen, jika bukan karena gereja tidak akan ada Kristen” jawab mahasiswi tersebut.
“Karenanya aku beritahu kau, jangan ikuti gereja, ikuti Yesus”
“Jika tidak ada gereja, kau tidak akan tahu Yesus Kristus. Jadi agar mengenal Kristus, kau harus mengenali gereja”
“Saudari, untuk mengetahui kekristenan, kau harus membaca Bibel bukan gereja. Kau tahu ada berapa sekte gereja di luar sana? Saudari, dari sekte gereja mana kau berasal? Di zaman sekarang ada lebih dari 2.000 sekte gereja Kristen. Ada 2.000 pemahaman Kristen yang berbeda. Apakah kau tahu itu? Baptis, Advent Hari Ketujuh, Saksi Jehova, dari gereja manakah kau berasal? Ada 2.000 jenis gereja. Apakah kau tahu itu?”
“Ya aku tahu”
“Jadi kau ingin menyampaikan 2.000 jenis pemahaman Kristen yang berbeda-beda di sini? Itulah alasanya Saudari, jika kau ingin memahami kekristenan, bacalah Bibel. Jika kau ingin tahu ajaran Yesus, jangan pergi ke gereja, pergilah ke Bibel. Tidak ada satu pun pernyataan yang tidak ambigu dalam keseluruhan Bibel di mana Yesus Kristus sendiri berkata “Akulah Tuhan” atau menyatakan “Sembahlah aku”. Jadi jika kau percaya Yesus Kristus sebagai otoritas tertinggi di mana aku menganggapnya seorang Nabi. Seorang Nabi jauh lebih unggul daripada gereja. Tidak ada satu pun pernyataan yang tak ambigu dalam Bibel di mana Yesus sendiri berkata “Akulah Tuhan” dan “Sembahlah aku””
Mendapatkan penjelasan panjang lebar dari Dr Zakir Naik, mahasiswi tersebut akhirnya terdiam dan ketika Dr Zakir Naik mengakhiri kalimatnya, terdengar aplaus meriah dari ribuan orang di ruangan itu. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Bahkan ada yang bertanya dengan pertanyaan bersayap dan “menjebak”. Seperti dilakukan mahasiswi psikologi ini.
“Selamat malam Dr Zakir Naik, Aku Cha, mahasiswi Psikologi. Sebelumnya aku pernah menghadiri ceramahmu di UITM Shah Alam. Kuakui, aku sangat menikmati ceramahmu.
Namun ada pertanyaan tentang ceramahmu sebelumnya, kau mengatakan tentang persaudaraan universal. Pada salah satu sesi tanya jawab kau menyebut lebih Kristen dari orang Kristen. Yang aku tahu, orang menjadi Kristen karena dibaptis atau menerima Yesus sebagai juru selamat. Hanya dengan begitu seseorang menjadi Kristen. Jadi aku ingin tahu mengapa engkau menyebut dirimu lebih Kristen dari orang Kristen.”
“Pertanyaan Saudari ini sangat baik. Dia mendengar ceramahku di Shah Alam dan di sini. Dia mendengar bahwa aku lebih Kristen daripada orang Kristen sendiri. Jadi bagaimana mungkin aku menjadi Kristen jika tidak dibaptis dan tidak mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.
Saudariku, kau mengutip ucapanku dengan benar tetapi tidak mengutip seluruh ucapanku. Sebelum mengatakan aku lebih Kristen dari orang Kristen, aku mengatakan satu pertanyaan. Jika Kristen artinya seseorang yang mengikuti ajaran Yesus, maka kami sebagai muslim lebih Kristen daripada orang Kristen sendiri.
Ada persyaratan sebelum mengucapkan hal tersebut. Jika Kristen artinya seorang yang percaya kepada ajaran Yesus, maka aku lebih Kristen daripada orang Kristen sendiri. Kemudian aku berkata bahwa Bibel mengatakan bahwa Yesus disunat pada hari kedelapan. Hampir semua Kristen tidak disunat, tapi semua muslim disunat.
Bibel mengatakan dalam kitab Efesus 5:18 “jangan minum alkohol”, dalam kitab Amsal 20:1 “jangan minum alkohol”. Secara keseluruhan umat muslim tidak minum alkohol tetapi umat Kristen meminum alkohol.
Bibel berkata dalam kitab Imamat 11:7-8 “jangan makan babi”. Dalam kitab Ulangan 14:8 “jangan makan babi”. Dalam kitab Yesaya 65:2-5 “jangan makan babi. Kami sebagai muslim tidak makan babi tetapi umat Kristen makan babi.
Bibel berkata agar wanita berhijab, harus menutupi rambutnya. Bibel berkata dalam kitab Ulangan 22:5, Timotius 2:9, Korintus 11:5-6 agar wanita berhijab. Wanita muslim secara keseluruhan berhijab, tapi wanita Kristen tidak menutupi kepala mereka.
Jadi jika Kristen artinya seseorang yang mengikuti ajaran Yesus, kami Muslim lebih Kristen daripada orang Kristen sendiri.”
Mendengar jawaban itu, mahasiswi Psikologi tersebut lantas menyela: “Tapi itulah poinku, kekristenan bukan berarti mengikuti ajaran Kristus karena Yesus dari Nazareth adalah seorang Yahudi. Dia terlahir sebagai Yahudi, dia hidup dalam aturan Yahudi dan mati sebagai orang Yahudi. Jadi jika kau mengikuti ajaran Yesus dari Nazareth, hal ini tidak membuatmu sebagai orang Kristen, ini akan membuatmu menjadi seorang Yahudi karena dia mengajarkanmu hukum Yahudi. Meski begitu, menerima Yesus dari Nazareth sebagai juru selamat pribadimu, dan hanya melaluinya kau dapat pergi ke surga, itulah yang membuatmu jadi orang Kristen.”
“Oke saudari, tunjukkan satu ayat dalam Bibel yang mengatakan itu, bahwa menerima Yesus sebagai juru selamat akan membuatmu masuk surga. Berikan aku satu pernyataan tak ambigu dalam keseluruhan Bibel di mana Yesus sendiri berkata bahwa “Akulah Tuhan” atau di mana ia berkata “Sembahlah aku” aku akan masuk Kristen hari ini juga. Apa yang kau bicarakan adalah ajaran gereja, bukan ajaran Bibel.”
“Saudari, jika kau ingin memahami agama, bacalah kitabnya, jangan lihat para pengikut agama itu. Jangan lihat pengikutnya. Aku beritahu jika kau ingin memahami Islam jangan lihat pada muslim, bacalah kitabnya (Al Quran) dan hadits shahih dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Jika aku ingin memahami kekristenan, aku tidak akan melihat gereja. Siapakah gereja? Gereja bukanlah penjaga dari Bibel.”
“Gereja adalah yang membuat Kristen, jika bukan karena gereja tidak akan ada Kristen” jawab mahasiswi tersebut.
“Karenanya aku beritahu kau, jangan ikuti gereja, ikuti Yesus”
“Jika tidak ada gereja, kau tidak akan tahu Yesus Kristus. Jadi agar mengenal Kristus, kau harus mengenali gereja”
“Saudari, untuk mengetahui kekristenan, kau harus membaca Bibel bukan gereja. Kau tahu ada berapa sekte gereja di luar sana? Saudari, dari sekte gereja mana kau berasal? Di zaman sekarang ada lebih dari 2.000 sekte gereja Kristen. Ada 2.000 pemahaman Kristen yang berbeda. Apakah kau tahu itu? Baptis, Advent Hari Ketujuh, Saksi Jehova, dari gereja manakah kau berasal? Ada 2.000 jenis gereja. Apakah kau tahu itu?”
“Ya aku tahu”
“Jadi kau ingin menyampaikan 2.000 jenis pemahaman Kristen yang berbeda-beda di sini? Itulah alasanya Saudari, jika kau ingin memahami kekristenan, bacalah Bibel. Jika kau ingin tahu ajaran Yesus, jangan pergi ke gereja, pergilah ke Bibel. Tidak ada satu pun pernyataan yang tidak ambigu dalam keseluruhan Bibel di mana Yesus Kristus sendiri berkata “Akulah Tuhan” atau menyatakan “Sembahlah aku”. Jadi jika kau percaya Yesus Kristus sebagai otoritas tertinggi di mana aku menganggapnya seorang Nabi. Seorang Nabi jauh lebih unggul daripada gereja. Tidak ada satu pun pernyataan yang tak ambigu dalam Bibel di mana Yesus sendiri berkata “Akulah Tuhan” dan “Sembahlah aku””
Mendapatkan penjelasan panjang lebar dari Dr Zakir Naik, mahasiswi tersebut akhirnya terdiam dan ketika Dr Zakir Naik mengakhiri kalimatnya, terdengar aplaus meriah dari ribuan orang di ruangan itu. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
loading...
0 Response to "Bermaksud “Jebak” Dr Zakir Naik dan Menuduhnya Yahudi Mahasiswi Ini terdiam mendengar Jawabannya"
Post a Comment