Padahal hanya dengan menegoknya saja, dijamin orang tua kita di kampung pasti akan membuatnya bahagia. Mengirim uang bulanan akan membuat mereka bahagia? Hmm.. tidak, tidak sebahagia mereka bertemu dengan sosok buah hati tercintanya.
Meskipun orang tua telah meninggal, kita masih bisa berbakti kepada keduannya. Rasulullah SAW menasihati kita apabila punya orang tua yang sudah tiada kita bisa mendoakannya. Kita mohon ampun kepada Allah agar Ia menghapuskan dosa-dosa orang tua kita. Kita berdoa agar Allah menyayangi kedua orang tua kita di alam kubur sebagaimana orang tua kita dulu menyayangi kita.
Kita juga bisa menunaikan wasiat kedua orang tua kita. Apabila orang tua kita sebelum meninggal mewasiatkan suatu sedapat mungkin kita laksanakan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum agama. Misalnya orang tua berpesan bahwa setelah meninggal separuh hartannya harap diserahkan di panti asuhan anu. Sebagai anak yang berbakti kita melaksanakan wasiat tersebut dengan memberikan sepertiga harta waris tersebut kepada panti asuhan yang ditunjuk orang tuanya. Anak yang berbakti ini tahu bahwa menurut hukum agama harta waris yang boleh dipakai untuk wasiat tidak bolh lebih dari sepertiga. Jadi menunaikan wasiat sambil meluruskannya secara agama.
Sebuah kebiasaan yang baik orang tua juga bisa diteruskan oleh sang anak. Hal ini termasuk berbakti kepada keduanya. Misalnya orang tua sering bersilaturahmi kiepada saudara atau kawan-kawannya. Setelah meninggal sang anak meneruskan kebiasaan itu dengan mengunjungi saudara dan kawan-kawan ayahnya. Dengan demikian silaturahmi terus terjalin meskipun keduanya telah tiada. Seorang anak yang dapat menunaikan ketiganya sama saja nilainya dengan berbakti ketika orang tuanya masih ada. Jadi, tidak ada kata terlambat untuk berbakti kepada orang tua.
Ada 3 amalan yang pahalanya terus mengalir walaupun orang itu sudah meninggal, yakni ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, dan yang terakhir adalah anak sholeh yang mendoakan orang tuanya.
Penyesalan datang di akhir
Meskipun orang tua telah meninggal, kita masih bisa berbakti kepada keduannya. Rasulullah SAW menasihati kita apabila punya orang tua yang sudah tiada kita bisa mendoakannya. Kita mohon ampun kepada Allah agar Ia menghapuskan dosa-dosa orang tua kita. Kita berdoa agar Allah menyayangi kedua orang tua kita di alam kubur sebagaimana orang tua kita dulu menyayangi kita.
Kita juga bisa menunaikan wasiat kedua orang tua kita. Apabila orang tua kita sebelum meninggal mewasiatkan suatu sedapat mungkin kita laksanakan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum agama. Misalnya orang tua berpesan bahwa setelah meninggal separuh hartannya harap diserahkan di panti asuhan anu. Sebagai anak yang berbakti kita melaksanakan wasiat tersebut dengan memberikan sepertiga harta waris tersebut kepada panti asuhan yang ditunjuk orang tuanya. Anak yang berbakti ini tahu bahwa menurut hukum agama harta waris yang boleh dipakai untuk wasiat tidak bolh lebih dari sepertiga. Jadi menunaikan wasiat sambil meluruskannya secara agama.
Sebuah kebiasaan yang baik orang tua juga bisa diteruskan oleh sang anak. Hal ini termasuk berbakti kepada keduanya. Misalnya orang tua sering bersilaturahmi kiepada saudara atau kawan-kawannya. Setelah meninggal sang anak meneruskan kebiasaan itu dengan mengunjungi saudara dan kawan-kawan ayahnya. Dengan demikian silaturahmi terus terjalin meskipun keduanya telah tiada. Seorang anak yang dapat menunaikan ketiganya sama saja nilainya dengan berbakti ketika orang tuanya masih ada. Jadi, tidak ada kata terlambat untuk berbakti kepada orang tua.
Selalu Ingat
Ada 3 amalan yang pahalanya terus mengalir walaupun orang itu sudah meninggal, yakni ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, dan yang terakhir adalah anak sholeh yang mendoakan orang tuanya.
Sumber : wajibbaca
loading...
0 Response to "Renungan : Jangan Katakan Terlambat Untuk Membahagian Orang Tua"
Post a Comment